Gunungkidul - Kasus teror api misterius yang menimpa lima
keluarga di Dusun Kwangen Lor, Desa Pacarejo Kecamatan Semanu, Kabupaten
Gunungkidul. Sejumlah paranormal dari luar Gunungkidul datang untuk
membantu mengatasi masalah tersebut.
Meski teror tersebut
terakhir kali terjadi pada hari Kamis (1/10/2015), namun perasaan
khawatir masih menyelimuti keluarga Ladino, Pardal, Tugiyah, Jumirah dan
Tukijem. Mereka saat ini masih tinggal di luar rumah yakni di bawah
pohon petai berdekatan dengan semua perabotan yang dikeluarkan dari
dalam rumah. Semua perabotan juga masih berada di luar rumah. Aliran
listrik juga masih dimatikan.
"Kondisi masih seperti kemarin,
meski tidak muncul api yang membakar. Tapi kami masih was-was saja,"
ungkap Ladino kepada wartawan, di rumahnya Dusun Kwangen Lor, Desa
Pacarejo, Semanu, Senin (5/10/2015).
Menurut dia, keluarga juga
sudah meminta tolong kepada seorang ustad untuk melakukan doa bersama di
rumah tersebut. Selain itu ada beberapa orang yang mengaku sebagai
paranormal yang sukarela membantu untuk mengusir hal-hal negatif yang
ada di sekitar rumah Ladino dan kerabat lainnya.
"Ada yang dari
Yogyakarta, Klaten dan Gunungkidul sendiri. Mereka datang sendiri ke
sini. Terakhir hari Minggu kemarin dari Klaten," kata Ladino, suami
Tugiyah itu.
Menurutnya, mereka datang secara sukarela dan ingin membantu saja. Anggota keluarga lainnya juga tidak mempermasalahkan bila ada orang lain yang membantunya. Saat datang, mereka juga tidak meminta syarat-syarat tertentu. Semua hal atau awal mulai kasus ini muncul juga diceritakan semuanya, mulai dari kegiatan mencari rumput di gua Cabe di selatan dusun hingga munculnya api yang membakar perabotan di dalam rumah.
"Kami hanya ngomong soal kondisi terakhir yakni peristiwa terbakar pada hari Kamis lalu. Setelah itu mereka berdoa di teras rumah saja dan sempat melihat sekeliling dan dalam rumah," katanya.
Dia berharap peristiwa segera berakhir. Sebab sampai hari ini, Ladino yang berjualan bakso di wilayah Berbah Sleman itu belum sempat bekerja. Dia menambahkan saat kejadian terakhir pada hari Kamis (1/10/2015) pagi sekitar pukul 08.00 WIB, kain basah yang diletakkan di dekat tempayan juga terbakar. Saat kejadian posisi kain agak basah yang terbakar jauh dari aliran listrik, tidak ada kegiatan memasak di dapur.
"Saya tahunya ada bau hangus saja, setelah ditengok ke belakang, ternyata ada kain terbakar. Kami ingin keluarga tenang, bisa bekerja lagi seperti biasa. Jangan sampai masalah ini terus jadi ada semacam tudingan miring kepada kami," kata dia.
Seperti diketahui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul menyatakan secara ilmu kebencanaan dan penelusuran di lokasi, tidak ditemukan sumber api yang bisa menimbulkan kebakaran. Misalnya hubungan arus pendek atau korsleting di jaringan listrik di dalam rumah, api di pembakaran tungku, dan puntung rokok.
0 comments:
Post a Comment